Kontak : ( +62 ) 813 2770 0066
Senin - Sabtu : 08.00 - 18.00
Selasa, 29 Januari 2019

Tungku Hemat Petani Gula Kelapa



Salah satu peralatan untuk membuat gula kelapa adalah tungku. Tungku ini biasanya menggunakan bahan bakar kayu yang didapat dari kebun sekitar rumah. Namun saat ini ketersediaan kayu bakar semakin sedikit dan mahal. Tungku yang baik, selain hemat kayu bakar,  juga mendukung terciptanya kualitas produk yang bersih dan berkualitas. Selama ini banyak pengrajin gula kelapa yang masih menggunakan tungku tradisioanal yang boros bahan bakar dan seringkali mengotori produk dengan abu yang beterbangan.

Kualitas gula kelapa sebenarnya juga sangat ditentukan dari kinerja tungku. Untuk memasak gula kelapa dibutuhkan panas yang cukup tinggi, 120 - 130 derajat celcius. Selama sekitar 4 jam proses pemasakan panas tersebut harus konstan dan terus menerus. jika panas naik turun, maka dapat dipastikan produk gula kurang bagus.

Setelah melalui beberapa kali riset, cukup memberikan pembelajaran mengenai tungku dengan model yang lebih efisien. Tim Agroberdikari melakukan perubahan model tungku dengan melakukan modifikasi dikonstruksi tungku sehingga mempunyai kinerja yang cukup baik untuk memasak nira. Bahan pembuatan tungku dapat menggunakan tanah liat atau campuran semen, pasir dan  abu.

Beberapa perubahan yang dilakukan yaitu,
1. Pembuatan runag bakar yang lebih luas
2. Lubang udara masuk dan keluar seimbang sehingga sirkulasi udara panas didalam tungku dapat mengalir dengan baik
3. Model atas tungku rapat tertutup wajan sehingga abu tidak mengotori nira
4. Sisa pemakaran dialirkan  keluar dapur menggunakan cerobong ventilasi agar asap tidak mencemar udara di dapur

Kinerja tungku baik akan menghasilkan sistem pembakaran yang sempurna, dengan ditandai  yaitu
1. Ruang bakar panasnya optimal,
2. Abu yang dihasilkan sedikit atau habis terbakar,
3. Nira cepat matang, yang biasanya sekitar 6 jam menjadi 4 jam
4. Asap pembuangan sedikit.
Sabtu, 19 Januari 2019

Outlet Gula Semut Moyang

Gula Semut Moyang tersedia di beberapa tempat di Kebumen yaitu,


1. Dekranasda
 Jl. Indrakila No. 5 Kebumen





2. Roemah Martha Tilaar
Jl. Sempor Lama No. 28 Gombong


Sabtu, 05 Januari 2019

Gula Semut Kebumen

Matahari mulai meninggi saat Miskun (36 th) seorang penderes dari Kecamatan Rowokele Kebumen mulai menapaki tatar demi tatar pohon kelapa  yang dideres untuk diambil niranya. Itu adalah pohon terakhir dari sebnyak 33 pohon yang dia deres pagi itu. Setelah nira terkumpul semua, sang penderes tersebut pulang ke rumahnya membawa nira yang tersimpan di dalam pongkor - pongkor bambu..

Sesampai dirumah, dia langsung menuju dapur, tempat dimana isterinya sudah siap menyambutnya dan kemudian menuangkan nira yang ada di pongkor ke dalam wajan diatas tungku yang menyala. itulah aktifitas yang selalu dia lakukan tiap hari, pagi dan sore. Jika dia menderes 33 pohon, maka dalam sehari dia memanjat 66 pohon.

Setelah nira sampai dapur, maka sudah menjadi tanggungjawab sang isteri untuk memasak dan mengolahnya sampai menjadi gula semut.Pembagian peran tersebut memang turun temurun dikeluarga penderes kelapa. apabila niranya bagus maka biasanya gulanya juga akan berkualitas, berwarna kuning cerah. Untuk pembuatan gula cetak dan gula semut ada sedikit perbedaan. kalau gula cetak, setelah nira matang, diangkat dari tungku, diaduk ( kebuk ) kemudian dicetak dengan batok kelapa atau cetakan bambu. Sedangkan kalau gula semut, setelah pengadukan, dipinggirkan di pinggir wajan  kemudian digerus hingga menjadi butiran butiran halus. Diwilayah lain terkadang ada gula semut yang dibuat dari gula kelapa cetak. sedangkan di Kebumen gula semut dibuat langsung dari nira yang dimasak. Dari 33 pohon tersebut biasanya dapat mnghasilkan 10 kg gula semut.


 


Gula semut kebumen rata rata mempunyai warna cerah,.mungkin karena faktor pegunungan karst yang memang bagus untuk tanaman kelapa. Pohon kelapa yang tumbuh diantara karst memang terbukti lebih subur dan menghasilkan nira lebih banyak dibanding dilahan biasa. Karena itulah gula semut Kebumen sangat disukai oleh banyak orang.



Kamis, 03 Januari 2019

Membangun Kemiteraan Agroberdikari dan BUMDes

Banyak desa di Indonesia yang mempuyai sumberdaya alam yang melimpah. Namun belum semuanya dapat dikembangkan. Ide dan gagasan diperlukan untuk pengembangan usaha desa melalui BUMDes. misalnya bidang pertanian, kuliner, perdagangan, jasa dan juga wisata yang saat ini sedang booming.Dengan adanya BUMDes diharapkan desa dapat membangun usaha dari potensinya tersebut dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Berbicara tentang potensi gula semut di Kebumen, Kabupaten ini merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah penghasil gula semut. Misalnya saja di Desa Wonodadi, sekitar 800 an orang kepala keluarga bermata pencaharian sebagai penderes kelapa. Namun, tanaman kelapa dan produk gula kelapanya belum dikelola secara maksimal. Misalnya saja, dengan tehnik budidaya yang bagus, produksi nira akan dapat meningkat. Dengan diversifikasi produk dari gula cetak ke gula semut juga akan ada kenaikan nilai tambah bagi petani. Hal ini merupakan peluang bagi BUMDes untuk menjalin kerjasama dengan petani berbisnis gula semut. Kemiteraan tersebut diperkuat disisi pasar oleh CV. Agroberdikari. Harapannya, dengan kemiteraan 3 pihak dan pembagian peran yang saling menguatkan, Petani, BUMDes dan Agroberdikari industri gula semut akan semakin kuat dan berkelanjutan.

Dalam pengembangan gula semut di Kebumen, Agroberdikari melakukan kemiteraan dengan beberapa BUMDes di yaitu BUMDes Berdikari Desa Sempor Kec Sempor, BUMDes Maju Mandiri Desa Giyanti Kec Rowokele dan BUMDes MargoMulyo Desa Wonodadi kec Buayan. Selain pembelian produk gula semut, Agroberdikari juga melakukan pendampingan managemen kelembagaannya.  Kerjasama ini melalui beberapa tahapan, untuk tahun pertama di penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas SDM pengelola BUMDes dalam hal pengembangan gula semut organik. Tahap selanjutnya BUMDes menjalankan pendampingan di petani dan prosessing.

Diharapkan jika pengelolaan usaha gula semut berjalan dengan baik, maka dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Petani yang membuat gula semut mendapatkan tambahan penghasilan dari meningkatnya harga produk. Prosessing gula semut juga dapat menyerap tenaga kerja sehingga masyarakat yang tadinya tidak produktif akan terbantu dengan adanya usaha ini. masyarakat bisa bekerja dan mendapat penghasilan tetap. Tentunya perekonomian desa menjadi lebih kuat.

Foto dokumentasi: Pertemuan Tim Agroberdikari dan BUMDes MargoMulyo Desa Wonodadi


                                       

Prosessing Agroberdikari

Setelah gula semut di terima dari petani, Agroberdikari melakukan prosessing lanjutan agar kualitas gula semut sesuai standar. prosessing tersebut meliputi Grading, Pengayakan (untuk mendapatkan mess sesuai permintaan), Oven, Sortir dan Packing.






Rabu, 02 Januari 2019

Cara Membuat Gula Semut, Jangan Lupa Diguser

Membuat gula semut caranya cukup mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Namun sebelumnya syarat pertama dalam membuat gula semut adalah kualitas nira yang bagus. Sahabat bisa menilai kualitas nira dari tingkat kejernihan (bening) dan tidak adanya buih. Untuk mendapatkan nira yang berkualitas, petani harus menyadap nira di waktu-waktu khusus. Biasanya petani melakukan penyadapan dua kali sehari, yaitu pagi sekitar pukul 6 dan sore hari sekitar pukul 3. Agar nira hasil sadapan bisa bertahan lama sampai di proses berikutnya, petani menggunakan pengawet alami yang disebut laru (apa itu laru? Lihat di sini).


Cara membuat gula semut hampir sama dengan cara membuat gula cetak. Bedanya, setelah pemasakan kurang lebih selama empat jam, gula matang dan diangkat dari tungku. Kemudian dilakukan proses pengadukan, pengeringan, hingga pengkristalan. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum nira dimasak, pastikan pH (tingkat keasaman) nira adalah 6,5 dan disaring menggunakan saringan 150 mesh.
Lebih detail tentang tahapan cara membuat gula semut sebagai berikut:

1. Pengadukan

Pengadukan adalah proses yang dilakukan setelah nira dimasak di atas tungku hingga matang. Lama pemasakan biasanya empat jam. Setelah matang, nira diangkat dari tungku dan diaduk secara teratur terus-menerus. Pengadukan dilakukan memutar dan searah, merata ke semua sisi agar semua bagian nira memiliki kekentalan yang sama.




2.  Pengeringan

Selama proses pengadukan, kandungan air pada nira akan menguap dan nira mengering. Setelah mengering, ratakan sampai pinggiran wajan sampai mengeras dan memadat. Saat menggumpal dan mengeras, iris tipis-tipis nira yang mengeras tersebut sembari mengerik nira yang menempel di pinggiran wajan. Nira yang mengeras dan memadat akan pecah menjadi bongkahan-bongkahan besar.


3. Pengkristalan

Tahapan pengkristalan dilakukan untuk mengubah bongkahan-bongkahan nira yang mengering menjadi butiran halus. Caranya dengan diguser. Maksudnya menghaluskan nira dengan bagian tempurung batok kelapa sampai mendapatkan butiran-butiran halus. Istilahnya diguser, istilah lokal yang muncul karena dilakukan dengan menekan bongkahan nira dengan arah melingkar dan biasanya mengeluarkan bunyi ser.. ser..


4. Pengayakan

Nira yang sudah diguser bisa jadi besaran butirannya tidak sama karena bergantung pada tenaga yang digunakan saat proses guser. Untuk menyamakan ukuran, butiran nira haru diayak menggunakan ayakan ukuran 18 mesh agar sesuai standard mutu.



Cara membuat gula semut cukup mudah, kan? Sahabat juga bisa mempraktekannya sendiri di rumah. Cara ini juga bisa dilakukan untuk berbagai olahan selain gula semut. Misalnya membuat jamu instan dengan metode kristalisasi dengan gula.
Selasa, 01 Januari 2019

Berkenalan dengan Gula Semut Moyang



Gula Semut Moyang adalah gula semut (gula semut itu apa, sih? Klik di sini) yang diproduksi oleh CV. Agroberdikari, sebuah perusahaan lokal yang berbasis di Kabupaten Kebumen. Berdiri sejak 2013, CV. Agroberdikari bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian organik khususnya gula semut yang diberi merk “Moyang”. Dalam proses produksi gula semut Moyang, CV. Agroberdikari bekerja sama dengan petani gula semut di dua desa di Kecamatan Buayan dan Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen.

Pengolahan gula semut Moyang menerapkan prinsip perusahaan sosial (bagaimana skemanya? Klik disini). Sejumlah 170 petani menjadi partner atau rekan kerja CV. Agroberdikari di awal berdirinya dan sekarang berkembang menjadi lebih dari 300 petani yang terlibat dalam pengolahan gula semut Moyang.

Gula semut Moyang sudah memiliki izin PIRT dan sertifikasi halal dari MUI. Selain itu, sejak tahun 2014 gula semut Moyang juga sudah mengantongi sertifikasi organik dari EU (European Union) dan USDA (United States Department of Agriculture) untuk pengembangan ekspor. Hingga saat ini gula semut Moyang telah bekerja sama dengan eksportir untuk pengiriman produk ke sejumlah negara di Asia dan Eropa serta Amerika Serikat. Gula semut Moyang siap menjadi produk lokal yang diakui sebagai komoditas ekspor.

Gula Semut Moyang kemasan pouch

Gula semut Moyang saat ini dipasarkan dalam kemasan yang menarik dan diproses secara higienis agar bisa tahan lama tanpa pengawet buatan. Tersedia kemasan pouch, toples, dan tabung yang dibagi menjadi tiga ukuran:

1. Kemasan 250 gram
2. Kemasan 300 gram
3. Kemasan 500 gram

Di bawah manajemen CV. Agroberdikari, gula semut Moyang terus melakukan kontrol kualitas melalui divisi Internal Control System (ICS) yang berpengalaman. Kontrol kualitas gula semut Moyang meliputi penanaman dan perawatan tanaman kelapa di kebun organik, produksi di petani (tahapan produksi klik di sini), dan pengolahan di warehouse. Kontrol yang ketat menjamin gula semut Moyang menjadi produk organik yang terjaga kualitasnya.

Manfaat Gula Semut

Gula Semut merupakan pemanis alami dari nira pohon kelapa. Tanaman kelapa banyak tumbuh subur di Kabupaten Kebumen. Di beberapa wilayah, sebagian petani bermata pencaharian dari menyadap  nira sebagai bahan membuat gula kelapa.

Gula semut sebenarnya sama dengan gula merah/gula kelapa cetak, hanya bentuknya saja yang berbeda. Dinamakan gula semut karena bentuknya seperti sarang semut di tanah. Sebagian orang menyebut gua kristal atau Crystal Coconut Sugar karena berbentuk seperti butir butir kristal. Juga palm sugar karena terbuat dari nira kelapa yang termasuk dalam tumbuhan Palmae ( Palma). Ada juga yang menyebut Brown Sugar karena warnanya kecoklatan. Tetapi saat ini banyak gula tebu coklat yang diberi label Brown Sugar.

Pasar gula semut di beberapa negara maju terus meningkat seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan pangan sehat. Dengan  index glisemix dan kalori yang lebih rendah, gula semut menjadi pemanis yang lebih sehat dan aman dikomsumsi dibanding gula tebu. Beberapa orang juga mempercayai sebagai obat herbal. Selain itu juga mengandung mineral, vitamin dan nutrisi lain. Gula semut juga jauh lebih praktis untuk digunakan sebagai pemanis makanan dan minuman.

Selain untuk pemanis minuman teh, kopi dan lainnya, gula semut juga dapat digunakan untuk pemanis makanan dan jajanan. misalnya saja jenang, gethuk, dodol, nopia, dawet dan lainnya. Dengan rasa dan aroma  karamel memberikan cita rasa yang khas pada makanan. Ada juga beberapa makanan dan minuman tradisional yang membutuhkan warna kecoklatan yang khas dari gula semut untuk menambah cantik tampilannya.