Kontak : ( +62 ) 813 2770 0066
Senin - Sabtu : 08.00 - 18.00
Senin, 15 Juni 2020

Pendampingan Petani Gula Semut Organik



Pengembangan industri gula semut organik sekarang ini terus dilakukan oleh beberapa perusahaan. Pasar yang semakin terbuka, baik dalam negeri maupun ekspor membuka kesempatan bagi para pelaku usaha untuk meningkatkan produksinya. namun, proses produksi gula semut memerlukan perlakukan perlakuan khusus dalam proses produksinya. Dari tahapan menderes hingga memasak dan proses membuat gula semut itu sendiri memerlukan ketrampilan, ketelitian dan kedisiplinan. Jika tahapan tersebut tidak dijalankan dengan baik, maka nira yang dideres akan sulit untuk dibuat gula semut atau biasa yang disebut dengan gemblung.Untuk itu diperlukan pendidikan, pelatihan dan pendampingan bagi petani pengrajin gula semut. Proses pendampingan ini dijalankan juga sebagai bagian dari penjaminan mutu produk yang terkoordinir dalam ICS ( Internal Control System).

Penjaminan mutu produk di petani ini memang mempunyai kekhasan tersendiri dibanding penajminan mutu produk pada perusahaan produksi lainnya. Dalam proses pendampingan, Pendamping melakukan pendekatan personal kepada petani dan bagaimana pendamping memahami kendala kendala yang dihadapi oleh petani dalam berproduksi dan menemukan solusinya. Misalnya saja,  untuk memasak nira dibutuhkan panas yang tinggi, tetapi selama ini petani tidak memperhatikan kinerja tungkunya dan pada saat digunakan menghasilkan panas yang kurang. hal ini mengakibatkan nira yang dimasak sulit dibuat gula semut. Kemudian Pendamping berupaya untuk menemukan tehnologi model tungku yang menghasilkan panas yang cukup dan bagaimana petani bersedia untuk menggunakan model tungku tersebut. proses perubahan ini memang memerlukan waktu yang tidak singkat. perlu pendekatan dan melebur bersama petani yang didampingi. Selain tungku, ada banyak hal lagi yang perlu diperhatikan. misalnya saja tentang pengelolaan kebun organik, dapur yang hieginis, standarisaasi peralatan dan tentu saja kemampuan dari pengrajin sendiri dalam menjalankan pinsip prinsip organik.

Selain pasar yang semakin terbuka,Tantangan industri gula semut organik kedepan juga semakin meningkat. Selain obat gula, adanya gula refinasi menjadi perhatian serius untuk industri gula organik. Meskipun dalam regulasinya, gula refinasi harusnya hanya untuk perusahaan makanan dan minuman dan tidak boleh diedarkan di sentra gula kelapa, tetapi tetap saja masuk ke wilayah sentra gula kelapa. Dan Pendamping  diharapkan dapat melakukan edukasi kepada pelaku usaha dan menjaga gula organik agar tidak tercampur gula rafunasi ini.

Pendampingan memang menjadi ujung tombak dalam penjagaan mutu produk ditingkat produsen. Jika petani yang terdampingi dengan baik, maka akan sangat berpengaruh pada kualitas dan kuantitas produk sehingga pasar akan berkelanjutan.
Kamis, 11 Juni 2020

Pohon Kelapa Genjah Pak Syukur

Salah satu yang sangat menentukan kualitas dan kuantitas nira adalah pohon kelapa. Pohon kelapa yang berasal dari bibit yang bagus dan terawat dengan baik tentu berbeda dengan bibit seadanya. Salah satu petani yang memiliki bibit unggul adalah Pak Sukur  yang berasal dari Somagede Kabupaten Banyumas. Beliau memiliki induk kelapa yang, Pak Sukur menyebut dengan nama genjah. Seperti ditulisan tentang pohon kelapa genjah sebelumnya, petani menyebut kelapa genjah untuk pohon yang produksinya bagus.  Pohon kelapa genjah milik salah satu petani organik dampingan Agroberikari ini sudah dapat dideres pada umur 4 tahun. Hasilnyapun cukup banyak untuk tanaman kelapa yang masih berumur 8 tahun. Rata - rata setiap pohonnya dapat menghasilkan 0,4 ons perhari. Jadi jika menderes skitar 20 pohon maka bisa menghasilkan 7 kg lebih.


Gambar 1. Pohon kelapa genjah Pak Sukur berumur 1 dan 2 tahun

 

Gambar 2. Pohon kelapa berumur 4 dan 8 tahun

Selama ini ada petani membibitkan sendiri kelapanya yang diambilkan dari tanaman kelapa yang paling bagus produksinya. Namun kebanyakan lagi petani memiliki pohon kelapa dari tunas kelapa yang tumbuh sendiri di kebun secara tidak sengaja.Hal tersebut menyebabkan jumlah nira yang dihasilkan setiap pohonnya sangat bervariasi. Misal seorang penderes menderes 30 pohon bisa 20 pohon hasilnya banyak sedangkan pohon lainnya kurang. Tetapi penderes tetap saja menderes pohon yang hasilnya sebenarnya kurang karena untuk menambah jumlah deresan lainnya. Untuk itu sebaiknya petani menyiapkan bibit yang lebih baik untuk mengganti tanaman yang kurang banyak hasilnya tersebut, namun kebanyakan petani membiarkan saja dengan alasan waktu tanam sampai bisa dipanen cukup lama, 4 sampai 7 tahun.

Saat ini pak Syukur  terus melakukan pembibitan yang diambilkan dari bibit induk genjahnya, sehingga tanaman  kelapanya menghasilkan nira yang maksimal. Apa yang dilakukan pak Sukur dengan membuat pembibitan yang baik ini semoga bisa menjadi inspirasi petani lain untuk memperhatikan bibit kelapanya.